Berita

LOMBA PENJOR GALUNGAN OLEH LPM DESA KESIMAN PETILAN

LOMBA PENJOR GALUNGAN OLEH LPM DESA KESIMAN PETILAN

LPM DESA KESIMAN PETILAN MENGADAKAN LOMBA PENJOR GALUNGAN

(Rabu, 2/8/2023)
Berhubungan dengan kegiatan agama, budaya dan juga seni dimana salah satu hal menarik untuk diketahui adalah penjor di Bali.

Bagi warga lokal/masyarakat Hindu di Bali tentu tidak asing lagi mengenai Penjor, namun demikian tidak semua orang paham akan fungsi atau makna kenapa harus memasang penjor (memenjor) terutama pada saat hari Raya Galungan dan Kuningan, apalagi itu menjadi daya tarik bagi wisatawan manca negara melihat deretan penjor di pinggir jalan, hampir menghiasi semua jalan-jalan di Bali terlihat begitu semarak, indah, cantik, unik dan menarik sehingga menjadi salah satu budaya dan tradisi unik di Bali.

Pemasangan penjor di Bali secara serentak tersebut dalam rangka kegiatan upacara agama Hindu di Bali, berkaitan erat dengan perayaan Hari Raya Galungan. 

Penjor Galungan tersebut sudah dipasang minimal pada hari Penampahan atau sehari sebelum hari raya Galungan. Dan dari sini dapat kita ketahui bahwa penjor di Bali tersebut bukan hanya sebuah dekorasi saja, tetapi mengandung makna filosofis dan fungsi tertentu dalam melengkapi kegiatan upacara agama Hindu di Bali.

Hari Raya Galungan dimaknai kemenangan Dharma (Kebaikan) melawan Adharma (Keburukan), dimana pas Budha Kliwon wuku Dunggulan kita merayakan dan menghaturkan puja dan puji syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).

Galungan adalah menyatukan kekuatan rohani agar mendapat pikiran dan pendirian yang terang. Bersatunya rohani dan pikiran yang terang inilah wujud dharma dalam diri. Sedangkan segala kekacauan pikiran itu (byaparaning idep) adalah wujud adharma Penjor merupakan salah satu sarana upakara dalam hari Raya Galungan.

Penjor adalah simbol dari naga basukih, dimana Basukih berarti kesejahteraan dan kemakmuran. Memasang Penjor bertujuan untuk mewujudkan rasa bakti dan sebagai ungkapan terimakasih kita atas kemakmuran yang diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa). Bambu yang melengkung adalah gambaran dari gunung tertinggi sebagai tempat yang suci. Hiasan Penjor yang terdiri dari kelapa, pisang, tebu, jajan, dan kain adalah wakil dari semua tumbuh-tumbuhan dan benda sandang pangan yang dikaruniai oleh Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).

Penjor dipasang atau ditancapkan pada “lebuh” di depan sebelah pintu masuk pekarangan rumah. Sedangkan sanggah dan lengkungan ujung penjor menghadap ke tengah jalan.

Untuk menjaga Adat, Tradisi dan Budaya tersebut Pemdes melalui LPM Desa Kesiman Petilan mengadakan kegiatan Lomba Penjor Dalam Rangka Pemaknaan Hari Raya Galungan yang di harapkan dapat menjaga tradisi penjor saat Hari Raya Galungan dan sekaligus menumbuh kembangkan bakat dan seni yang ada di dalam diri masyarakat terutama pada anak-anak muda yang akan menjadi penerus tradisi dari masa ke masa.

Kegiatan Lomba Penjor ini dalam Rangka Pemaknaan Hari Raya Galungan khususnya di wilayah Desa Kesiman Petilan dimana melibatkan 10 Banjar yg ada di wilayah Desa Kesiman Petilan.

#rahajengrahinasucigalungandankuningan
#rahayusarengsami
#lpmdesakesimanpetilan